CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 30 Juli 2013

Teman Lama Dan Kenangan

Pertemuan kembali dengan kawan lama adalah hal yang tidak akan bisa dibeli dengan apapun.

Begitu aku mem-posting status Twitter tadi malam. Ya, karena semalam aku baru bertemu lagi dengan teman-temanku di kantor lama. Beberapa dari mereka terakhir kutemui bulan Maret lalu, dan sebagian lain yang lebih banyak terakhir kutemui hampir setengah tahun yang lalu (tepat setelah aku berhenti dari kantor sana).

Rindunya luar biasa. Mereka ini dulunya bukan cuma yang berada satu tim kerja denganku (beberapa memang iya). Tapi sebagian banyak dari mereka justru cuma teman kumpul. Biasalah, teman satu genk kalo bahasa gaulnya sih. Hihi. Sebelum aku di sana, genk ini memang sudah eksis. Namanya BERSEHATI (katanya sih kepanjangan dari BERsama-sama kita sakit HATI) wkwkw. Kocak ya! Memang itu yang bikin aku nyaman dengan mereka. Walaupun sebagian besar dari mereka bisa dikatakan usianya lumayan jauh di atasku *anak bontont nih hihi*, tapi jiwa muda mereka bikin salut pake banget. Mereka ini kumpulan orang gokil, berjiwa kreatif, petualang, dan solid. Seperti yang sudah kujelaskan di awal, mereka terbentuk dalam satu ikatan ini (konon katanya) gara-gara berada di bawah kepemimpinan yang otoriter. Yah, begitulah beratnya jadi karyawan—harus selalu siap ditindas. *tuh kan jadi OOT*

Genk BERSEHATI ini memang brother-sisterhood banget dan bersifat terbuka. Aku yang anak baru di kantor saja langsung diterima dalam genk mereka. Karena mereka paling nggak bisa serius (bawaannya bercanda mulu) buat aku enjoy aja, malahan bersyukur bisa gabung dengan mereka.

Persaudaraan dalam genk ini kental banget. Mereka bukan sekadar genk yang suka kumpul-kumpul nggak jelas demi menggosipi orang lain, atau keluar kota—jalan-jalan tiap bulan demi menghabiskan uang saku. Tapi lebih banyak kegiatan positif yang mereka lakukan bersama. Contohnya saja gerakan solidaritas buat temen lain yang lagi kena musibah seperti patungan, atau saling mendukung pas ada teman yang kena masalah sama atasan; satu kepala kena masalah, kepala-kepala yang lain ikut dipusingkan demi memikirkan jalan keluarnya. Dan kegiatan senang-senangnya juga pastinya banyak. Tapi selalu ada hikmah yang ingin kami dapat di setiap kesempatan itu. Misalnya patungan solidaritas untuk bikin acara kecil-kecilan buat teman yang sedang ulang tahun, kenaikan pangkat, atau juga farewell, acara buka puasa bersama, dan beberapa periode sekali bikin acara tour keluar kota (paling nggak ke Puncak :p); semuanya demi memperpanjang tali silaturahmi. Apalagi jika dihadiri anak-anak yang udah pindah kantor. Seru, ‘kan? Seperti misalnya aku yang sudah resign tetep bisa dekat sama mereka yang masih di sana, bahkan bisa kenalan sama anak-anak baru yang juga baru bergabung dengan genk ini. Tambah teman, tambah koneksi, dan yang pasti tambah saudara ;)

Acara semalam tadi dalam rangka ulang tahun dua teman kami, sekalian buka puasa bersama di daerah Tebet. Dari kantorku yang sekarang jaraknya bisa dibilang dekat banget. Sementara aku selesai kerja (khusus di bulan Ramadhan) jam 4 sore, aku memilih mampir dulu ke Gramedia Matraman. Lumayan ngadem sambil cari-cari inspirasi. Hihi. Nyaman banget rasanya menelusuri rak-rak buku baru. Dan berhubung aku sedang tidak berpuasa, menjelang magrib baru aku jalan dari Gramedia ke lokasi ngumpul. Siapa sangka, sampai di sana aku langsung dengar teriakan mereka memanggil namaku—padahal motorku baru masuk ke tempat parkir. Mereka sudah duduk-duduk di sebuah tempat—tempat menunggu dadakan, sebetulnya—karena seperti biasa pada bulan puasa seperti ini tempat makan di mana-mana penuh, harus mengantri.

Aku bergabung dengan mereka. Tak sabar memeluk dan mencium pipi demi menggelontorkan rindu pada mereka—yang cewek-cewek saja sih. Tak sabar bertukar banyak cerita. Senaaaang rasanya saat aku disambut seperti layaknya seorang teman lama yang dirindukan. Tapi sedihnya, mereka bilang aku kurusan. Hampir semua dari mereka berkomentar sama. Gara-gara itu, aku berniat menaikkan berat badan. Minimal 5 kilogram lagi!! *semangat 45*

Aku bukannya tidak bersyukur dengan ukuran tubuh ini. Tapi…. Please, aku terlalu kurus untuk ukuran tubuhku yang setinggi ini—nggak tinggi juga sih, tapi kurusnya kelewatan. Jadi tidak ideal sama sekali. Ketiup angin sedikit saja oleng. Kesenggol orang sedikit saja jatuh. Jangan sampai dibilang orang, “Motor sama orangnya, gedean motornya.” *pingsan* Berdasarkan gen ibuku, aku memang tipikal badan kurus. Nggak bisa tinggi pula. Tapi aku menyadari berat badanku ini dibandingkan sebelumnya memang menurun. Akhir-akhir ini memang malas makan sih, ditambah masalah ini dan itu yang bersarang di pikiran *kelepasan curhat* Jadi gemuk sedikit lagi demi kesehatan tidak masalah, ‘kan? Nggak indah juga melihat tonjolan tulang di mana-mana. Dan nggak lucu juga tiap ada angin harus buru-buru cari pegangan. Juga biar pas ketemu teman lama di suatu kesempatan lain mereka nggak akan bilang lagi “Kamu kurusan.”

Kembali ke acara buka puasa bareng, kami akhirnya bisa mendapat meja kira-kira jam setengah 7. Teman-teman yang berpuasa terpaksa ganjel perut dengan jajanan ringan yang berjejer di depan resto. Ada siomay, dan lain-lain (aku nggak sempat lihat-lihat sih ada jualan apa aja, keasyikan ngobrol. Hihi). Untuk bisa dapat meja pun kami harus bergerak—samperin mas-mas bagian reserved, nagih meja kami :P Habisnya kalau nggak begitu, kami bakalan duduk di luar terus, diserobot sama tamu-tamu yang bahkan datang setelah kami. Nyebelin, ‘kan?

Untuk sejumlah kami yang kira-kira ada 18 orang, kami diberi satu baris meja—yang penuh juga diisi sama kami se-genk. Makanan-makanan dipesan. Obrolan berlanjut. Ditambah acara foto-foto narsis yang berlangsung dari mulai makan sampai bubaran. Sungguh suasana yang menyenangkan. Berada dalam lingkaran pertemanan yang hangat. Duduk bersama, bertukar cerita, menikmati hidangan bersama, saling melempar tawa, saling beradu pose di depan kamera foto, ditemani alunan musik akustik dari pertunjukkan live band yang suara vokalisnya mengingatkanku pada si abang kece Jason Mraz.

Kenangan malam ini menambah jutaan memori yang tersusun rapi dalam ingatanku. Bersama dengan kenangan-kenangan lain bersama mereka. Dalam tawa, dalam tangis, dalam haru. Tak ada yang bisa membayar semua itu dengan uang atau materi apapun. Kenangan yang mungkin bagi orang lain kecil artinya, tapi buatku ini salah satu bagian kecil dalam susunan kenangan yang akan menjadi cerita di ujung usiaku kelak.

Kenangan, tidak peduli seindah atau seburuk apa; tidak peduli bersama siapa; tidak peduli di mana dan dalam keadaan bagaimana; tetap akan jadi cerita indah pada masa yang akan datang. Dan dengan menuliskannya akan membantu kita menyelaminya kembali, merasakan momen itu lagi. Seperti sebuah mesin waktu yang membawa kita kembali pada masa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar