CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 29 September 2017

Chicago Typewriter: Penyemangat Untuk Para Penulis


Lama ya nggak posting sesuatu di sini. Rasa-rasanya seolah blog ini sudah penuh debu, sarang laba-laba di mana-mana macam rumah hantu. Yah, ngerjain novel aja keteteran, boro-boro nulis buat blog xD

Oke, lupakan soal curhat colongan barusan. Mumpung masih segar dalam ingatan, aku mau membahas satu drama tvN (lagi-lagi tvN ya, memang pesona dramanya sulit dielakkan) yang sebenarnya tayang April lalu dan tamat di Juni kemarin. Hanya saja baru kutonton. Karena kebiasaanku adalah menonton drama yang sudah tamat (kapok nonton drama on going, setengah mati nggak sabar nungguin update episodenya). Jadi maklumi saja kalau postingan drama Korea yang saya publish nggak pernah up to date xDD

Ini dia drama bagus lagi dari tvN. Chicago Tywriter. Ada 2 timeline di dalam cerita. Masa kini dan masa penjajahan Jepang di Korea sekitar tahun 1930-an. Di masa kini, Han Se Joo adalah seorang penulis novel best seller terkenal. Suatu hari Han Se Joo mendapat kiriman paket misterius berisi mesin tik tua buatan Chicago. Mesin tik misterius yang menyimpan kenangan tentang kehidupan Han Se Joo di masa lalu, kehidupan sebelumnya di tahun 1930-an.

Sayangnya ingatan Han Se Joo tentang kehidupan masa lalunya terlalu abu-abu, hanya beberapa potong yang dia ingat, sisanya menjadi teka-teki besar. Sebenarnya Han Se Joo tidak terlalu peduli dengan kenangan masa lalunya. Tapi gara-gara dihantui kenangan masa lalu yang menjadi teka-teki itu, Han Se Joo terkena writer's block, kondisi di mana penulis mengalami kebuntuan serius, stuck ide, hilang mood, dll (jika kamu penulis atau menekuni dunia tulis menulis, pasti mengerti deh writer's block alias WB itu apa). Nah, demi mendapatkan kemampuan menulisnya kembali, Han Se Joo berusaha mengumpulkan kepingan-kepingan kenangan masa lalunya. Dengan dibantu sosok yang juga misterius bernama Yoo Jin Oh, Han Se Joo kemudian menulis novel tentang kisah kehidupannya di masa lalu berjudul Chicago Typewriter.

(warning: ulasan ke bawah mengandung spoiler) 

Kalau melihat ulasan dari blog-blog lain, drama ini termasuk drama yang tidak ditutup dengan baik. Dari segi cerita, drama ini dinilai tidak punya kesinambungan antar plot, terutama antara cerita masa kini dan masa lalu 3 tokoh utama. Anggapan ini didukung dengan perolehan rating yang menurun di episode-episode terakhir. Padahal awalnya Chicago Tywriter mendapat sambutan positif dari penonton dengan rating yang cukup tinggi.

Memang sih, aku sendiri menemukan hal mengganjal yang akhirnya tidak terjawab sampai cerita selesai. Dan malah di penutupan, aku agak bingung dengan scene kembalinya Yoo Jin Oh ke masa 1930-an dengan memegang foto dirinya bertiga dengan Han Se Joo dan Jeon Seol. Voice over-nya Yoo Jin Oh bilang dia bertemu dengan dua sahabatnya di masa depan, di negeri yang merdeka, dan dia bahagia karena mereka bertiga tetap bersahabat seperti sekarang (1930-an).

Yang tidak kumengerti adalah Yoo Jin Oh sebenarnya hanya sedang bermimpi atau dia mendapat sejenis penglihatan masa depan? Sepertinya dugaan ke dua yang lebih masuk akal, karena Yoo Jin Oh memegang foto. Itu artinya penglihatan itu nyata. Tapi jika memang demikian, bukankah Yoo Jin Oh tahu bahwa dirinya nantinya akan berkhianat? Bukankah dia sudah melihat dirinya sendiri membocorkan pada pihak sekutu Jepang bahwa temannya sendiri, Seo Hwi Young, adalah pemimpin Aliansi Pemuda Joseon yang punya misi memerdekakan Korea? Maksudku, jika endingnya benar seperti yang kusebut di atas, maka jalan ceritanya akan berubah seluruhnya bukan? Karena Yoo Jin Oh atau yang bernama asli Shin Yool sudah melihat apa yang akan terjadi padanya dan teman-temannya, tentu tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

Jujur, aku lebih suka jika di ending Yoo Jin Oh menghilang saja--entah pergi ke nirwana atau lenyap begitu saja.Penutupan cerita akan menjadi jelas jika Yoo Jin Oh menghilang setelah ingatannya kembali. Bukankah dia menjadi roh gentayangan karena penasaran akan cerita bagaimana dia bisa mati dan terkurung di dalam mesin tik Chicago?

Oke, mari lupakan spekulasi liar yang kupikirkan di atas gara-gara penutupan cerita yang boleh dibilang absurd.Terlepas dari cerita yang kurang kuat, Chicago Tywriter menurutku cukup menghibur khususnya untuk penulis yang sedang mengalami hal yang sama dengan Han Se Joo, kena WB. Dalam drama ini, banyak motivasi yang membuat aku pribadi (sebagai seorang penulis--amatir) cukup mencambuk semangat. Karena menonton ini sebenarnya adalah pelarianku dari cengkraman WB, rasanya aku mendapat sedikit pencerahan, dan keberanian untuk melawan kesulitan menulisku sendiri.






Nilai tambah untuk Chicago Tywriter adalah, aku merasa dimanjakan dengan setting tempat yang selalu buku, buku, dan buku di mana-mana. Seakan-akan mereka lagi syuting di gudang buku. Hahaa...

Ya, sudahlah. Kurasa cukup begini saja ulasanku. Toh aku bukan penulis review profesional. Apalagi menulis ini di saat sedang 'koma' gara-gara WB. Jadi, kuharap kalian para pembaca memaklumi apa adanya tulisan ini.

Terima kasih sudah mampir dan meluangkan waktu.

Salam literasi!


Butuh Pertolongan


Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering banget kena WB. Rasanya mudah banget hilang mood, mudah banget nge-stuck tiba-tiba. Coba saja, 2 kali berturut-turut aku nggak bisa memenuhi deadline. Terpaksa menebalkan muda, minta perpanjangan waktu ke editor. Kalau cuma sekali sih boleh jadi mereka memaklumi. Nah, ini 2 kali?

Memang ini bukan pertama kalinya aku kena WB. Udah dari dulu-dulu begini. Hanya saja kok kayaknya belakangan ini makin parah. Beberapa kali bisa diatasi dengan mudah, dengan cepat. Yang menyebalkan adalah jika sudah dilakukan segala macam cara tetap tidak berhasil.

Aku sendiri nggak mengerti penyebab WB yang suka menjangkitiku apa. Tiba-tiba aja nge-stuck. Kalau sudah begitu, mau dipaksakan menulis pun nggak akan menghasilkan apa-apa. Yang ada hanya halaman word kosong, waktu berjam-jam terbuang begitu saja. Biasanya satu-satunya cara untuk menyembuhkannya adalah dengan meninggalkannya. Berhenti saja, matikan laptop, dan lakukan sesuatu yang lain seperti membaca novel (kalau nggak ada stok baru, paling-paling asal comot dari rak, novel-novel lama yang kepingin kubaca ulang), atau nonton film/K-drama (biasanya cari yang tema ringan seperti komedi untuk refreshing pikiran), atau main medsos, atau bahkan tidur.

Sebenarnya ada banyak cara untuk menyembuhkan diri sendiri dari WB. Bahkan banyak blogger yang dengan murah hati membagi-bagi tipsnya. Buatku pun WB pasti akan sembuh, cuma soal waktu. Masalahnya adalah jika si BW datang di saat-saat genting, misalnya hari-hari menjelang deadline. Karena masa penyembuhanku nggak pernah sebentar, nggak bisa sehari-dua hari sembuh. Nggak mungkin kan setiap kali aku selalu minta perpanjangan waktu...

Jadi... yang membuatku penasaran sebenarnya adalah penyebab dari si WB itu sendiri. Kalau kita tahu penyebab sebuah penyakit, tentu kita bakal berhati-hati menghindar, jangan sampai terkena. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Sama saja dengan penyakit sejenis WB. Kalau saja aku tahu apa saja sebabnya, apa pemicunya, aku bisa mengantisipasi dulu sebelum si WB benar-benar menghentikanku.

Lucunya, aku bahkan merasa kaku menulis postingan ini.


pic from:

Rabu, 27 September 2017

Novel PERGI oleh Tere Liye

Kamu termasuk penggemar Tere Liye seperti aku?

Sudah pernah baca novel PULANG?

Nah, sudah tahu belum kalau PULANG itu ada sekuelnya? Mungkin banyak yang belum tahu, karena novelnya diterbitkan oleh Bang TL secara online via fanpage facebooknya. Kok bisa? Bisa dong ...

Buat kamu yang belum tahu, Bang TL tidak lagi menerbitkan buku secara cetak setelah novel Bintang. Kenapa? Sesuatu yang berkaitan dengan pajak, akan panjang kalau aku ceritakan di postingan ini (insya Allah nanti akan kubuat postingan terpisah soal keputusan Bang TL untuk tidak lagi menerbitkan buku). Well, novel PERGI ini pun dipublikasikannya di facebooknya.

Ceritanya masih tentang Bujang dan Keluarga Tong. Setelah Tauke Besar meninggal, Bujang alias Si Babi Hutan, meneruskan kepemimpinan ayah angkatnya tersebut dalam Keluarga Tong. Kali ini Bujang harus berhadapan dengan Master Dragon, pimpinan tertinggi dari 8 keluarga penguasa shadow economy. Selain itu, dalam cerita ini Bujang juga akan bertemu dengan seorang pemuda misterius di Mexico yang memanggilnya "Hermanito" di akhir perjumpaan mereka. Kata Salonga, guru menembak Bujang, "Hermanito" artinya saudara laki-laki (adik/kakak). Jadi, maksudnya Bujang punya saudara? Kok bisa? Bukannya dia anak tunggal dari Bapak dan Mamaknya?

Biar kamu nggak penasaran, cari tahu sendiri deh di novelnya. Ceritanya nggak kalah seru dengan novel PULANG. Masih juga kental dengan aksi berantem-beranteman dan tembak-tembakan ala film Hollywood. Dan muncul banyak tokoh baru. Kalau kamu benar sudah baca novel PULANG, bakal sayang banget untuk nggak lanjut ke PERGI.

Nah, aku akan berbaik hati pada kamu supaya nggak perlu repot-repot scroll down page facebooknya Bang TL ke bawah (postingannya sudah lumayan lama, gaes). Tinggal klik link di bawah ini. Well, selamat membaca!! :D

Bab 1. Hantu Masa Lalu

Bab 2. Teknik Kelelawar

Bab 3. La Llorona

Bab 4. Historia de un Amor

Bab 5 - 6. Aplikasi Keluarga Tong - Interogasi Tingkat Tinggi

Bab 7. Sop Ikan Yang Berbahaya

Bab 8. Mamak Tahu

Bab 9. Pertanyaan Sederhana, Jawaban Panjang

Bab 10 - 11. Ingin Menjadi Seperti Si Babi Hutan - Senjata M24

Bab 12. Serasa Vasily Okhlopkov

Bab 13 - 14. Kondangan Raisa - El Padre

Bab 15. Keluarga Yamaguchi

Bab 16. Kue Pernikahan

Bab 17. Saudara Tiri

Bab 18. Dua Lagu

Bab 19. Madrid, Spanyol

Bab 20. Hola, Hola

Bab 21. Bratva

Bab 22. Pabrik Tulsky

Bab 23. Maria (TAMAT)