CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 23 Juni 2018

Proses Per(panjang)an SIM

Tulisan ini kuposting tujuannya untuk catatan pribadi. Supaya lima tahun ke depan di saat aku perlu perpanjang SIM lagi, tinggal buka blog buat belajar dari pengalaman sebelumnya. Buat temen-temen yang mungkin perlu panduan untuk keperluan yang sama, silakan dipelajari sebagai gambaran. Setiap kantor cabang kepengurusan SIM di masing-masing daerah mungkin menerapkan prosedur yang berbeda. Tapi dengan membaca pengalamanku hari ini, setidaknya ada bayangan apa saja yang perlu dipersiapkan.


1. Datang sepagi mungkin
Pas hari ini aku datang adalah hari Sabtu. Pikirnya sih nggak banyak orang, makanya aku santai aja berangkat dari rumah. Ternyata ekspektasi dan realita selalu berjalan tidak seimbang. Aku sampai sana sekitar jam 8.30 pagi, UDAH RAME DONG!

Kayaknya sih ini efek pasca libur panjang Lebaran. Selain itu, dengar-dengar ada isu mulai tanggal 25 Juni nanti untuk pembuatan SIM baru maupun perpanjang bakal ditambah dengan psikotest. Nah, pasti orang-orang mikirnya lebih baik perpanjang sebelum tgl 25. Jadilah pasien-pasien SIM ini bertumpuk di SAMSAT Kebon Nanas di Sabtu pagi yang cerah tapi gerah ini.

Saranku buat next time, mau hari apapun usahakan datang pagi biar dapat nomor urut awal. Bahkan kalau perlu sebelum pintu loket dibuka udah stand by dengan cantiknya :D


2. Fotokopi SIM dan KTP
Dua dokumen ini adalah hal terpenting yang dibutuhkan untuk perpanjang SIM:
  • SIM 2 lembar
  • KTP 2 lembar
Lebih baik kamu siapkan dari rumah. Jangan fotokopi di sana! Memang sih ada layanannya, TAPI SANGAT TIDAK DIREKOMENDASIKAN. Kenapa? Kalau di tukang fotokopi pinggir2 jalan, bikin salinan SIM dan KTP masing-masing 2 lembar cukup bayar 500 perak. Tapi di sana, cuma buat masing-masing 2 lembar kamu harus keluar uang Rp5000. Kan sayang juga. Udah gitu pake ngantre. Mending disiapkan semuanya dari rumah, sampai sana tinggal ambil nomor dan duduk manis tunggu dipanggil ;)


3. Cek Kesehatan
Begitu sampai di kantor SAMSAT, segera ambil nomor urut untuk pemeriksaan kesehatan. Di SAMSAT Kebon Nanas Jakarta Timur, ruang pemeriksaan kesehatan letaknya ada di paling kanan dari depan, tempatnya menjorok ke belakang (lebih belakang dari tempat fotokopi). Ambil nomor urut di situ. Sebaiknya sih tunggu dipanggil juga di situ, jangan ke mana-mana. Pemeriksaannya cepat kok. Paling-paling 20 menit.

Dibilang pemeriksaan kesehatan pun sebenarnya cuma tes buta warna. Itu loh, melihat angka-angka berwarna di dalam warna. Seperti ini nih:





Di sini dikenakan biaya Rp25.000,00. Uang pas ya! Takut ibu dokternya nggak punya kembalian :p
Nanti dikasih kertas hasil cek kesehatan warna pink. Jangan sampai hilang, itu bakal diserahkan ke loket pendaftaran.


4. Loket Asuransi
Antrean berikutnya di loket ini. Yang harus diserahkan hanya fotokopi SIM dan KTP masing-masing 1 lembar. Biayanya Rp30.000,00. Selain bukti pembayaran asuransi dan kartunya untuk kita pegang, kita juga akan dikasih 2 lembar dokumen untuk diserahkan ke loket pembayaran biaya SIM. Di sana nyebutnya sih loket BRI, jadi jangan bingung ya gaes.


5. Loket BRI
Ini yang kubahas di poin sebelumnya. Khusus di loket ini nggak ada antrean karena prosesnya cukup cepat. Tinggal menyerahkan dokumen yang dikasih dari mbak petugas di Loket Asuransi, membayar biaya Rp75.000,00 untuk SIM C dan Rp80.000,00 untuk SIM A. Setelah itu kita dikasih dua bukti bayar, dua2nya dipegang jangan sampai hilang pokoknya.


6. Pendaftaran
Udah ngantre panjang kok baru sampai di loket pendaftaran? Ya, begitulah... Dengan bahasa mudahnya, proses2 panjang sebelum ini tuh cuma untuk menyiapkan dokumen pelengkap (hasil cek kesehatan, bukti bayar asuransi, dan bukti bayar biaya perpanjangan SIM).

Di loket ini, dokumen yang sudah kita punya harus diserahkan semua, jangan lupa fotokopi SIM dan KTP masing-masing 1 lembar lagi. Dokumen dicek oleh petugas, setelah komplit, semua distapler jadi satu bersama formulir warna biru yang harus kita isi lebih dulu. Formnya seperti ini:


Setelah formulir biru ini selesai diisi, dikembalikan lagi di loket tempat mengambilnya. Tunggu beberapa menit dipanggil untuk dapat nomor urut foto profil dan identifikasi data.


7. Foto dan identifikasi data
Dari pengisian formulir ke foto profil ini nunggunya lumayan lama. Bukan lumayan lagi sih sebenernya. Hari ini aku nunggu kurang lebih 2 jam. Dari duduk cantik di ruang tunggu, ngobrol sama pasien perpanjang SIM lain, bahkan sampai keluar cari makan. Udah balik pun masih nunggu lama lagi belum dapat giliran juga.

Denger-denger sih orang yang awal-awal dipanggil masuk untuk foto itu punya orang dalam atau pakai calo, entahlah. Sampai ada yang protes keras, makanya akhirnya orang-orang yang melewati prosedur resmi baru bisa dipanggil *pleasedehIndonesia *kapanmajunyakaloginiterus

Begitu nomor urutmu dipanggil di ruang foto, masuklah dan duduk dengan manis. Kamu bakal ditanya-tanya sedikit sama petugasnya. Tenang, jangan tegang. Pertanyaan identifikasi aja kok, cuma untuk memastikan data-data di dalam SIM kamu masih sama dengan data lama. Seperti alamat tempat tinggal, pekerjaan, tinggi badan, dll. Seandainya ada perubahan, bisa langsung diperbarui saat itu juga. Setelah itu kamu difoto. Jangan lupa pasang foto secantik/ganteng mungkin. Kalau perlu, dandan dulu sebelum masuk ruang foto *wkwkwk. Biar nggak menyesal nanti begitu liat fotomu di kartu SIM baru. Ini peringatan serius.

Selain foto, kamu juga harus menempelkan sidik jari dan tanda tangan digital di mesin khusus. Buat orang-orang yang sidik jari tangannya tipis sepertiku bakal agak susah. Aku harus mengulang sekali lagi hanya karena sidik jarinya nggak muncul di data base waktu pengambilan SIM baru. Bukan cuma menempelkan sidik jari ulang. Tapi juga foto dan tanda tangan, diulang lagi. Untungnya sih nggak perlu ngantre dari awal, hehee...


8. SIM baru!
Dari ruang foto, kamu tinggal tunggu sebentar untuk dipanggil ke loket sebelah. Di situ tempat pengambilan SIM baru. Cepat kok, paling-paling nggak sampai 10 menit. Nah seperti yang kuceritakan di poin sebelumnya. Asal data-datamu masuk ke data base, kamu nggak perlu mengulang ke ruang foto seperti aku.

Pada saat penyetakan kartu SIM, petugasnya bakal menambahkan pelapis anti gores macam yang ada di ponsel-ponsel layar sentuh. Tapi nggak gratis loh, kamu bakal dikenakan biaya Rp5.000,00. Sebenarnya itu pilihan. Kamu bisa bilang nggak perlu dipasang kalau memang nggak mau. Karena petugasnya nggak bilang apa-apa waktu pemasangan, lebih baik kamu cepat-cepat bilang supaya jangan dipasang. Jangan diem-diem bae, tapi nantinya ngedumel pas ditagih duit tambahan :p


Info tambahan:
Dari obrolan-obrolan dengan sesama pasien perpanjang SIM seharian tadi, mereka bilang mengurus perpanjangan SIM di mobil keliling lebih simpel. Cuma perlu menyerahkan fotokopi SIM dan KTP, foto di tempat, biayanya pun sama. Tapi kamu nggak perlu antre panjang dan ribet seperti aku hari ini. Yang perlu diingat, kamu harus tahu tempat-tempat nongkrongnya mobil SIM keliling ini. Risikonya ya udah sampai di tempat, eh tahu-tahu mobilnya nggak ada. Hehe....
Nggak ada salahnya dicoba kok. Kalau nggak ketemu mobilnya ya tinggal ke kantor SAMSAT wilayah masing-masing deh, ditambah siapkan mental ngantre panjang dan kesabaran tanpa batas :))

Demikian perjalanan panjangku mengurus perpanjangan SIM dari kantor SAMSAT Kebon Nanas Jakarta Timur.
Semoga bermanfaat...

Kamis, 21 Juni 2018

Go Back Couple

 Judul: Go Back Couple/Confession Couple
Genre: Romance, Fantasy
Sutradara: Ha Byung Hoon
Penulis Naskah: Kwon Hye Joo
Channel: KBS2
Jml. Episode: 12
Periode Penayangan: 13 Oktober s/d 18 November 2017
Pemain Utama:
Son Ho Jun sebagai Choi Ban Do
Jang Na Ra sebagai Ma Jin Joo
Pemain Pendukung:
Jang Ki Young sebagai Jung Nam Gil
Ko Bo Gyeol sebagai Min Se Young
Lee Yi Kyung sebagai Go Deok Jae
dkk...


Sinopsis

Rumah tangga Choi Ban Do dan Ma Jin Joo yang telah berjalan selama hampir 20 tahun harus berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan. Dua-duanya merasa sama-sama tidak bahagia, dua-duanya sama-sama menyesal telah bertemu dan jatuh cinta. Keduanya pun memutuskan untuk bercerai. Masing-masing melepaskan cincin pernikahan. Choi Ban Do melemparnya keluar jendela kamar, sementara Ma Jin Joo membuangnya di tengah jalan. Dan malam itu terjadi sebuah keajaiban, cincin pernikahan mereka lenyap. Apa yang terjadi? Ketika Choi Ban Do dan Ma Jin Joo terbangun di pagi harinya, mereka menyadari bahwa waktu telah berputar ulang ke masa 20 tahun yang lalu, hari sebelum mereka bertemu dan saling jatuh cinta.



Ulasan (warning: hati-hati spoiler!)

Tadinya sih nggak ada niatan nonton drama ini. Melihat dari judulnya saja aku kurang tertarik. Go Back Couple? Terdengar seperti kisah cinta yang bakal sangat klasik: sepasang mantan yang kemudian CLBK. Daftar pemainnya juga nggak bikin aku kepo sama drama ini. Yang kukenal cuma Jang Na Ra (yang belum pernah kutonton drama2nya). Paling-paling Lee Yi Kyung alias Junki si “gwenchana gwenchana” dari Waikiki yang akting bodornya bikin kangen *ngakak. Itu sebenarnya yang bikin aku pada akhirnya nonton Go Back Couple. Bingung mau nonton apa (padahal stok K-drama di harddisk lumayan banyak yang belum kesentuh). Trus ngelirik Go Back Couple cuma karena pingin liat si Junki jadi gondrong *ngakaklagi

Eh, tapi setelah aku (baca: terlanjur terpaksa) nonton drama ini, ke sininya malah baper. Ceritanya ternyata bagus. Nggak hanya mengedepankan persoalan cinta antara sepasang mantan menuju proses balikan, tapi juga pelajaran tentang hidup yang bisa diambil hikmahnya *duileh.

Aku suka bagaimana drama ini membuka ceritanya dengan ilustrasi dari tokoh wanitanya, bahwa happily ever after begitu sepasang kekasih menikah hanyalah milik cerita-cerita romantis dalam drama dan film, alias nggak nyata. Karena pernikahan bukanlah akhir dari kisah cinta, melainkan awal dari perjalanan cinta sesungguhnya. Bagaimana pasangan yang saling mencintai itu diuji dalam kesetiaan, dalam sulitnya membangun kepercayaan satu sama lain, juga dalam lelahnya membesarkan anak. Tidak selamanya adalah hari-hari bahagia, tidak selamanya penuh dengan momen-momen manis. Tapi di dalam sebuah pernikahan juga dibutuhkan pengorbanan yang banyak.

Pada awal cerita, diperlihatkan Choi Ban Do dan Ma Jin Joo telah gagal melewati ujian itu. Mereka masing-masing terlalu lelah dengan begitu banyak pengorbanan yang mereka berikan, tidak mampu lagi saling memahami, sehingga kesalahpahaman berujung pada hilangnya rasa percaya. Mereka merasa tidak bahagia lagi hidup bersama, hingga pada akhirnya memutuskan bercerai dengan gegabah. Kupikir ini adalah gambaran dari sekian banyak problematika perceriaian di kehidupan nyata. Boleh jadi mereka memilih berpisah bukan karena tidak ada lagi cinta di antara mereka, tapi karena masing-masing sudah terlalu lelah untuk saling memahami seperti Choi Ban Do dan Ma Jin Joo.

Beruntungnya Choi Ban Do dan Ma Jin Joo hidup dalam kisah drama Korea. Penulis naskah membuat mereka kembali ke masa lalu, 20 tahun sebelum perceraian mereka yang menyakitkan. Hari ketika mereka masih belia, muda dan penuh semangat dalam kehidupan kampus. Tubuh dan kehidupan mereka kembali muda, tapi ingatan mereka utuh. Pikiran mereka di usia 38 tahun seolah pindah ke masa 20 tahun sebelumnya. Kebayang nggak bagaimana jika anak muda pikirannya terlalu tua. Boleh jadi anak-anak muda yang kadang mikirnya ketuaan sebenarnya adalah diri mereka di masa depan yang kembali ke tubuh mereka masa lalu? *apaandeh

Choi Ban Do dan Ma Jin Joo masing-masing merasa itu adalah kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki nasib. Keduanya (meski nggak janjian) sepakat untuk tidak saling bertemu. Mereka menghindari hari kencan buta yang mana menjadi hari pertama mereka bertemu dan jatuh cinta di masa itu. Tapi yang namanya jodoh nggak ke mana sih, Ban Do dan Jin Joo ketemu juga. Bahkan ketika pemilihan acak untuk menentukan pasangan kencan masing-masing, Ban Do ujung-ujungnya ngambil sapu tangan Jin Joo (dengan kata lain dia akan berpasangan dengan pemilik benda yang diambilnya itu).

Mengingat apa yang terjadi pada mereka di masa mendatang, Ban Do dan Jin Joo sama-sama memilih tidak melanjutkan kencan. Kekecewaan dan penyesalan yang mereka bawa dari masa depan pun menjadi alasan kebencian mereka satu sama lain. Boro-boro jadian lagi, yang ada mereka bertengkar terus setiap kali ketemu. Ban Do dan Jin Joo pada akhirnya memutuskan untuk mengejar cinta pertama mereka.

Di masa kuliah, cinta pertama Ban Do adalah gadis cantik dari Jurusan Tari Balet, namanya Min Se Young. Teman-temannya Ban Do bilang, dia pengecut banget kalau berhadapan sama Se Young, bicara pasti terbata-bata, boro-boro nyatain cinta. Tapi begitu Ban Do yang dari masa depan datang, sikapnya langsung berubah. Dengan gentle-nya Ban Do kasih banyak perhatian buat Min Se Young. Bahkan gadis itu benar-benar jatuh hati sama dia.

Sementara Jin Joo, dia sebenarnya nggak punya cinta pertama. Tapi yang dia ingat, dulu ada seniornya yang pernah mengajak dia kencan (tapi sebenarnya ditolaknya). Di masa depan, Jin Joo pernah melihatnya di berita TV, seniornya yang berwajah ganteng itu belum juga menikah. Sampai-sampai Jin Joo berpikir itu karena seniornya nggak bisa move on darinya *asliguepengenngakak. Nah, otomatis begitu Jin Joo kembali ke masa mudanya, dia mencoba mendekati si senior, pasang senyum sok perhatian ke doi. Padahal itu adalah sehari setelah Jin Joo menolak mentah-mentah ajakan si senior. Dan nggak hanya menolak, Jin Joo juga mempermalukannya di depan banyak orang. Jin Joo bilang si seniornya itu “bau keringat”.

cewek mana yang tahan ditatap begini sama senior ganteng
(meskipun bau keringat wkwkwk)

Sebenernya sisi cerita tentang Jin Joo dan senior gantengnya ini cukup bikin gregetan. (Dan aku benar-benar telat menyadari kalau JANG KI YOUNG ITU GANTENG *tetibacapslockjebol xP). Karakter Jang Ki Young di sini mungkin terlalu sempurna, layaknya cowok-cowok idaman di drama Korea. Tapi keluguan dan kepolosannya terhadap perasaannya sendiri itu yang bikin gemez gimanaaa gitu. Mulanya kan dia ngajak Jin Joo kencan memang cuma spontanitas, bukan karena suka. Tapi beberapa kali dia ketemu Jin Joo (baik si cewek ini sadar atau nggak), selalu di saat Jin Joo lagi nangis-nangisnya. Lucunya, dia menyamakan Jin Joo dengan seekor kucing liar yang dia temukan di sekitaran kampus. Gimana ceritanya coba cowok yang perhatian ke cewek tapi dilampiaskan ke kucing? *ngakakdalamhatiaja. Ujung-ujungnya sih benih-benih cinta tumbuh di hati senior yang selalu berpenampilan ganteng dan maskulin dalam setiap kesempatan ini *eh.

Sedihnya, aku harus menyadarkan diri sendiri bahwa sedari awal alur drama ini membawa ceritanya pada bersatunya kembali tokoh utama wanita dengan tokoh utama pria. Tidak ada kesempatan bagi senior ganteng untuk mengubah nasib Jin Joo *eh.

Lagi pula Ban Do dan Jin Joo punya Seo Jin, putra kecil mereka yang imut dan menggemaskan. Kalau mereka memilih pasangan lain untuk mengubah nasib, Seo Jin tidak akan pernah lahir di masa depan. Itu yang selalu membuat Jin Joo menangis tiap malam, imbas dari rasa rindu dan penyesalannya kembali ke masa lalu. Dan tidak hanya Jin Joo, Ban Do juga merasakan kehilangan yang sama. Dia selalu mengingat masa-masa ketika memeluknya, bermain dengannya, tertawa bersamanya. Di sini diperlihatkan, bagaimanapun terlukanya hati karena pasangan, ada anak, buah cinta yang seolah menjadi obat. Salah satu alasan paling logis untuk mempertahankan rumah tangga. Karena suami maupun istri bisa menjadi mantan. Tapi bagi anak, tidak pernah ada mantan ayah atau mantan ibu. Keduanya selamanya akan jadi ayah dan ibu. Dan bagaimana mungkin sang anak sempurna kebahagiaannya jika cinta ayah dan ibunya terbelah?

Kembali ke masa lalu untuk Choi Ban Do dan Ma Jin Joo membuat mereka dapat kembali melihat dan memahami dari sisi yang berbeda. Mereka akhirnya menemukan alasan mengapa mereka jatuh cinta. Hingga kemudian masing-masing mampu menghargai perasaan itu.

Drama ini kurasa recommended untuk pasangan suami istri. Tidak hanya bagi mereka yang sedang dalam masalah, berniat untuk berpisah. Tapi juga bagi mereka yang sedang baik-baik saja, untuk terus mempertahankan apa yang telah mereka bangun, apa yang telah mereka miliki, agar hal terburuk yang akan disesali di kemudian hari tidak terjadi.

Semoga bermanfaat…