CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 22 Agustus 2013

Senyum Saja

Jika ada seseorang yang tersenyum padamu, bukankah kamu secara otomatis membalasnya? Ikut tersenyum juga, bukan? Dan tahukah kamu bahwa senyum itu menular? :)

Tentu saja. Ini tidak membutuhkan teori penelitian apapun, kamu sendiri selalu melakukannya (walaupun tanpa sadar), benar 'kan? :D

Itulah kekuatan senyum. Ketika melihat orang lain tersenyum pada kita, bagaimanapun suasana hati kita pada saat itu, mau tak mau kita ikut tersenyum--paling tidak sebagai bentuk kesopanan demi menghargai lawan bicara. Dan normalnya ketika kita melihat orang lain tersenyum, perasaan kita ikut bahagia. Karena orang yang mengangkat dua sudut bibirnya ke atas akan membuat wajahnya terlihat menyenangkan. Apalagi jika orang tersebut punya posisi/kepentingan yang khusus di mata kita. Pacar, misalnya. Setuju?

Tidak hanya tentang perasaan ketika kita melihat orang lain tersenyum. Tapi perasaan bahagia itu akan langsung kita rasakan ketika diri kita sendiri yang melengkungkan sebuah senyuman. Suasana hati jadi lebih menyenangkan. Saya pernah mencoba untuk tersenyum sepanjang hari. Tanpa perlu ada alasan untuk melakukannya. Senyum saja. Ketika bicara dengan lawan bicara, sekalipun ucapannya menyakitkan hati, senyum saja. Rasa jengkel yang menyetrum kesabaran saya ketika mendengar kata-katanya seolah-olah dihapus perlahan oleh senyum itu. Lalu pada saat menghadapi kemacetan (maklumlah tinggal di Jakarta), menghadapi pengendara ugal-ugalan, terhambatnya perjalanan sementara waktu terus memburu, senyum saja. Maka perlahan-lahan segala perasaan jengkel dan kesal itu dikikis perlahan oleh senyum itu. Tidak yakin? Coba saja sendiri.

Jangan biasakan tersenyum hanya ketika kita terpaksa membalas senyum seseorang.

Senyum saja. Bukankah senyum membuat wajah kita enak dilihat? :D

Senyum saja!