CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 04 Oktober 2017

Karakter Kesayangan Dari Novel Tere Liye

Kemarin Bang Tere Liye memposting di halaman Facebook-nya. Karakter laki-laki mana yang jadi favorit para pembaca setianya. Pilihannya:

1. Thomas
2. Bujang
3. Ali
4. Zaman Zulkarnaen
5. Hakan Karim
6. Ambo Uleng
7. Tegar
8. Borno
9. Danar
10. Ray
11. Burlian
12. Pukat
13. Jim
14. Soke Bahtera

Dari semuanya ada beberapa yang belum kukenal (karena novelnya belum kubaca), dan beberapa lagi tidak terlalu bisa kuingat (karena sudah sangat lama sejak aku membaca novelnya). Perlu kuakui, mau karakternya jahat sekalipun, Tere Liye mampu membuat mereka unik dan punya nilai, sehingga pembacanya dapat menarik hikmah pelajaran penting dari setiap karakter di novelnya.

Aku pun punya penilaian sendiri untuk masing-masing karakter dalam novel Bang TL.

1. Thomas, dari Negeri Para Bedebah dan Negeri Di Ujung Tanduk
Untuk cowok satu ini, aku belum membaca 2 novelnya jadi belum kenal seperti apa hebatnya dia. Tapi dalam novel PERGI (sekuel PULANG), Thomas sempat muncul sebagai cameo, ceritanya jadi tamu undangan Keluarga Yamaguchi--salah satu keluarga penguasa shadow economy--dalam acara pernikahan putri bungsu mereka. Pertemuan Thomas dengan Bujang--karakter utama di novel PULANG dan PERGI--digambarkan dengan keren. Seperti apa kerennya? Lebih baik kamu baca sendiri saja dulu novel PERGI, biar tahu sendiri. Hihiii.

Well, setidaknya dari cameo itu, aku melihat Thomas sebagai karakter yang yah hampir mirip dengan Bujang. Dia ahli membuka segala jenis kunci (kayaknya di novel asalnya, Thomas ini sudah beberapa kali ditangkap dan dipenjara lantas kabur dengan kemampuan mirip sulapnya). Dia juga punya kartu nama ajaib seperti milik Bujang. Kalau Bujang kartu namanya dilapisi baja tipis dan tajam, bisa dijadikan senjata shuriken. Nah, kartu nama Thomas kalau disobek akan mengeluarkan cairan yang bisa melelehkan apapun. Jadi kayaknya kartu nama itu jadi senjata andalannya buat melarikan diri.

Karakternya sendiri belum bisa kutebak dengan jelas. Tapi kelihatannya dia orang yang ramah, menyenangkan, dan easy going, apa-apa dibawa santai. Dan kelihatannya sih dia nggak kalah ganteng dari Bujang xP

2. Bujang, dari PULANG dan PERGI
Ini dia jagoan kita. Pria ganteng tapi masih jomblo di umurnya yang udah 35 tahun. (Nggak dijelaskan secara gamblang sih sama Bang TL Bujang ini gimana paras wajahnya. Tapi dalam dialog tokoh-tokoh lain, mengindikasikan bahwa Bujang itu ganteng. *Sok tahu ya gue?*). Nama aslinya Agam, tapi hanya orang-orang tertentu saja yang tahu. Dia biasa disapa Bujang atau lebih terkenal dengan nama alias Si Babi Hutan. Kenapa dia dipanggil Si Babi Hutan? Nah, yang ini juga lebih baik kamu baca sendiri novelnya. Ekekekee~

Dia seorang pemberani, cerdas, dan jago berkelahi. Reputasinya sebagai tukang pukul nomor satu Keluarga Tong--salah satu keluarga penguasa shadow economy--menjadikan orang-orang takut dan segan padanya. Meskipun dia anggota keluarga mafia, tukang berkelahi, bahkan terkadang membunuh musuh-musuhnya, uniknya dia tidak pernah minum alkohol dan makan daging babi, menyentuhnya saja tidak pernah. Itu karena pesan ibunya sebelum dia dibawa dari kampung pedalaman Sumatera untuk bergabung menjadi anggota Keluarga Tong. Ibunya bilang jika dia tidak bisa menghindari cara hidup kotor, setidaknya dia harus menjaga perutnya dari makanan dan minuman haram. Dan pesan itu dijaga Bujang selama hidupnya.

Sebagai seorang jagoan kharismatik, Bujang merupakan contoh pria yang bakal banyak disukai wanita. Tapi buat aku sendiri, Bujang bukan karakter favorit. Entahlah, mungkin karena aku melihat Bujang terlalu 'kejam'. Dan jarangnya adegan romantis dalam dua novel ini membuat Bujang tidak menunjukkan sisi romantisnya, atau memang dia bukan tipe pria romantis. Dari sini aku pun sadar bahwa aku cenderung melihat sisi romantis seorang pria untuk bisa jatuh hati padanya, ya. Hahahaaa *lupakan

3. Ali, dari seri petualangan Bumi, Bulan, Matahari, Bintang
Yang satu ini adalah remaja SMA yang lumayan nyeleneh. Dia pintar, IQ-nya di atas rata-rata, tapi menyebalkannya luar biasa. Mentang-mentang sudah pintar, dia lebih sering nggak menyimak penjelasan guru di kelas. Kadang suka sok tahu menjelaskan sesuatu pada dua sahabat ceweknya, Raib dan Seli. Tapi secara mengejutkan dan mengagumkan, dia bisa menciptakan alat-alat ajaib yang diadopsinya dari gabungan teknologi antar klan.

Sebenarnya Ali bisa menjadi tokoh yang difavoritkan. Tapi aku hanya akan menempatkan dia sebagai remaja menyebalkan yang bakal kujitak setiap kali bicara sok tahu. Bang TL juga punya tokoh remaja cowok seperti Ali, namanya Soke Bahtera (novel Hujan). Sama-sama pintar--tapi jelas Soke jauh dari kata menyebalkan. Kalau keduanya disandingkan, aku yakin penggemarnya Soke lebih banyak. Hahaa.

Btw, aku berharap si biang kerok ini berjodoh sama Raib. Meskipun sifat mereka bertolak belakang, aku merasa mereka cocok satu sama lain. Mudah-mudahan Bang TL mempersatukan keduanya di akhir seri petualangan ini. Aamiin xD

4. Zaman Zulkarnaen, dari Tentang Kamu
Laki-laki ini sebenarnya cukup mempesona. Dia lama tinggal di luar negeri, lulusan universitas terbaik di London, dan bekerja di sebuah firma hukum yang punya reputasi hebat. Namanya pun keren, ya? Zaman Zulkarnaen. Nggak pasaran dan berkarakter. Aku selalu suka cara Bang TL menamai tokoh-tokoh novelnya.

Sayangnya Zaman nggak menjadi bintang di novelnya, karena dia hanya sebagai tokoh perantara, pengantar dari cerita sebenarnya yang berpusat pada sejarah hidup Sri Ningsih. Ini membuat pesona Zaman kurang menonjol, seakan tersisihkan oleh kisah sang tokoh utama. Tapi aku senang di akhir cerita Bang TL menjodohkan Zaman dengan perawat cantik berdarah asli Perancis bernama Aimee. Ciyeee, semoga langgeng ya, Bang Zaman :))

5. Hakan Karim, dari Tentang Kamu
Masih dari novel yang sama, dari kisah hidup perempuan paling inspiratif dalam sejarah novel yang ditulis Bang TL (menurut penilaianku, sih). Pria ini adalah suaminya Sri Ningsih. Orang Turki, usianya aku lupa (kalau nggak salah sudah kepala 4 saat ketemu Sri Ningsih). Dia pria yang romantis dan cukup nekat.

Kalau belum baca novelnya, ini kubocorkan sedikit bagian paling kusuka dari Sri Ningsih dan Hakan Karim. Mereka bertemu saat Sri Ningsih jadi supir bus Kota London. Hari itu Hakan terkesan sama sikap tegasnya Sri pada salah satu penumpang yang nggak bisa diajak kerja sama, merugikan penumpang lain, Sri mengusirnya turun. Setelah hari itu, Hakan selalu naik bus yang disupiri oleh Sri hanya untuk mengenal Sri lebih dekat. Padahal tempat tinggal Hakan dan tempat dia bekerja tidak dilewati rute bus Sri. Dia rela memutar jauh, dan bikin alasan macam-macam agar jadwal berangkat kerjanya pas dengan jam kedatangan bus Sri. Awalnya Sri tidak mau percaya kalau Hakan benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi karena kegigihan Hakan, dan pertemuan-pertemuan yang selalu terjadi di antara mereka, akhirnya Sri menerima dan percaya bahwa Hakan adalah jodohnya.

Karakter Hakan ini nyaris sempurna. Sayangnya tidak banyak yang diceritakan tentang dirinya karena Bang TL tidak memberinya umur panjang. Well, biarlah dia tinggal jadi kenangan buat Ibu Sri Ningsih :")

6. Ambo Uleng, dari Rindu
Aku baca novelnya, tapi sudah lama sekali. Mungkin 3 tahun yang lalu. Makanya tadi sempat nggak ingat sama nama tokoh yang satu ini. Hihiii. Sedikit yang kuingat, Bang Ambo ini awak di sebuah kapal yang memberangkatkan para jemaah haji. Setting waktu dalam novel ini masih pada saat zaman penjajah kolonial Belanda, makanya waktu itu perjalanan jemaah haji ke Mekkah baru bisa ditempuh lewat perairan. Bang Ambo agak misterius, punya kisah masa lalu yang cukup kelam (kalau nggak salah). Well, berhubung banyak lupanya sama Abang satu ini, nggak banyak juga yang bisa kuceritakan.

7. Tegar, dari Sunset Bersama Rosie (Sunset & Rosie, pada edisi cetakan terbaru)
Belum baca novelnya.

9. Danar, dari Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Tidak ada cela pada sosok yang satu ini. Sudah mapan, baik hati, lemah lembut pada anak-anak, dermawan pula. Hanya saja dialah tokoh dari semua novel Bang TL yang paling tidak kusukai.

Kupikir Danar ini laki-laki yang sangat pengecut. Dia mencintai Tamia, dan dia sadar akan perasaan itu. Tapi dia memilih untuk menebas perasaannya jauh sampai ke akar. Lalu mengorbankan perasaan Tania yang telah dibuatnya jatuh cinta padanya. Dia juga ikut menumbalkan perasaan Ratna yang mencintainya setulus hati. Meski dia menikahi Ratna, namun hatinya tak pernah terpaut pada Ratna. Karena dia masih sangat mencintai Tania bagaimanapun dia berusaha untuk melupakannya.

Aku nggak bisa mengerti Danar. Mungkin dia punya alasan, atau suatu sebab yang mengharuskannya membuang perasaan terhadap Tania. Andai saja Bang TL membuat akhir dari cerita ini lebih jelas. Atau aku berharap saja akan ada sekuel untuk novel ini :P

10. Ray, dari Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Entah kenapa pada pemahamanku, Ray ini semacam gabungan dari Bujang dan Borno. Cerdas tapi agak bajingan seperti Bujang, dan seorang pejuang hidup yang gigih seperti Borno. Karena novel Rembulan lebih dulu terbit daripada PULANG atau Sepucuk Angpau, maka mungkin lebih tepatnya karakter Borno dan Bujang-lah yang diilhami dari Ray.

Nama aslinya Raihan. Kisah hidupnya cukup kelam. Kalau bisa dibilang, barangkali semua kepahitan hidup pernah dia rasakan. Orangtuanya meninggal saat dia masih balita dalam tragedi kebakaran rumah. Di panti asuhan, dia disisihkan karena jadi anak paling nakal. Esok lusa saat dewasa, dia bertemu dengan pencuri ulung dan bekerja sama merampok sebuah tempat. Namun belakangan dia tahu bahwa partner in crime-nya ini adalah orang yang dulu menyulut api hingga membuat rumahnya terbakar dan menyebabkan kedua orangtuanya meninggal. Lalu ketika dia akhirnya bertemu dengan seorang wanita, jatuh cinta dan menikah, kebahagiaannya pun terenggut dengan meninggalnya sang istri tercinta. Hidup seperti itulah yang membentuknya menjadi seorang bajingan tangguh.

Daripada membencinya, aku lebih merasa kasihan pada Ray. Jika ada orang seperti Ray di dunia nyata ini, hidupnya sungguh menyedihkan. Ah, tapi dalam kehidupan ini barangkali justru banyak yang lebih menyedihkan dan memilukan dibanding kisah novel. Benar, nggak?

11. Burlian, dari Burlian (Serial Anak Mamak)
Belum baca novelnya.

12. Pukat, dari Pukat (Serial Anak Mamak)
Belum baca novelnya.

13. Jim, dari Kisah Sang Penandai
Belum baca novelnya.

14. Soke Bahtera, dari HUJAN
Remaja ini sanggup bersaing dengan tokoh-tokoh pria lain dari novel-novel Bang TL. Meskipun masih muda, dia nggak kalah mempesona dan berkharisma. Bayangkan saja. Umurnya masih muda, cerdas, dan pemberani. Kecerdasannya mungkin sebanding dengan Ali, karena Soke juga menciptakan sesuatu yang mutakhir di dunia tempatnya tinggal (dia juga bergabung dalam kelompok ilmuwan elit). Bedanya, Soke punya karakteristik yang menyenangkan.

Pada awal cerita, saat masih remaja, dia dikenal dengan nama Esok. (Kutebak nama Soke itu hanya anagram dari Esok. Sekali lagi kukatakan, aku selalu suka bagaimana  cara Tere Liye memilihkan nama untuk tokoh-tokohnya). Anak remaja ini digambarkan begitu menyayangi ibunya, dan sangat peduli pada Lail, sahabatnya (tokoh utama novel HUJAN). Dan aku suka sekali ending novel ini.

Tapi itu nggak selalu berarti bahwa Soke atau Esok menjadi karakter favoritku. Aku menyukainya, tapi masih ada satu tokoh yang membuat hatiku luluh *eaaak.

8. Borno, dari Aku, Kau, dan Sepucuk Angpau Merah
Bingo! Ini dia karakter yang paling kusuka dari semua tokoh novel-novel Bang TL. Ini juga kenapa ulasannya kutulis paling bontot, padahal urutan nomornya 8. Save the best for the last, sisakan bagian terbaik untuk saat-saat terakhir, bukan? Hihiii~

Abang Borno ini asli anak Kalimantan, tinggal di tepian Sungai Kapuas. Kebayang deh bagaimana indahnya tempat itu. Dia tumbuh tangguh di tengah kehidupan yang berat setelah bapaknya meninggal. Aku menyukai wataknya yang pekerja keras dan pantang menyerah. Sudah beberapa kali dia melamar kerja, sudah diterima, tapi banyak hal membuatnya berhenti. Akhirnya meskipun berijazah SMA, Borno memilih jadi tukang sepit seperti bapaknya (perahu kayu yang dijalankan dengan mesin, sebagai alat transportasi murah di perairan Kapuas). Untungnya Borno jadi tukang sepit, karena di sinilah dia bertemu dengan Mei, wanita keturunan Cina yang akan menjadi sang pujaan hati.

Borno hidup sederhana, tapi tidak pernah mengeluh. Banyak kesulitan menghadangnya, tapi dia tidak pernah menyerah. Pernah dia nekat menjual sepitnya, satu-satunya barang berharga miliknya, demi membuka bengkel kecil-kecilan. Sukses dengan bengkelnya, ayah dari sahabatnya kemudian mengajak Borno membuka bengkel yang lebih besar di kota. Ada orang yang menjual toko dengan harga cukup murah. Namun naas, mereka tertipu. Habis harta, habis harapan. Tapi Borno tidak juga menyerah, memutuskan menjalankan bengkel apa adanya hingga sukses.

Borno menjadi cerminan bagaimana seorang laki-laki harusnya berjuang dalam hidup. Tidak hanya laki-laki sih, wanita juga harusnya begitu. Maksudku, laki-laki seperti Borno ini adalah jenis pria yang pantas menjadi idaman. Tidak perlu banyak gaya, tidak perlu show off, cukup jadi seseorang yang sederhana dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Maka hati wanita mana yang tidak akan luluh dengannya? *eaaalagi *edisibaper xDD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar