CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 11 Oktober 2015

Sampai Kita Berjumpa Lagi

Seminggu belakangan entah berapa kali aku melihat seseorang yang mirip dengan seorang temanku, sahabat yang sudah seperti kakakku sendiri. Mbak Nunung. Entah berapa kali bertemu orang yang mirip dengannya. Maksudku bukan mirip wajah, tetapi melihatnya membuatku langsung teringat pada sosok Mbak Nunung. Di dalam kereta, ya aku melihatnya dalam perjalanan pulang, juga saat berangkat ke kantor.

Memang sudah lama juga aku tidak bertukar kabar dengannya. Terakhir yang kuingat, pertemuan kami saat pesta pernikahan adik iparnya, Anita, yang tidak lain teman sekantor kami dulu di salah satu bank swasta. Aku ingat dia tengah hamil muda saat itu. Setelah teringat padanya gara-gara bertemu orang itu di kereta, aku jadi berniat mengontaknya.

Kucoba hubungi dia via WhastApp chat. Dari tukar-kabar, berlanjutlah obrolan kami ke hal-hal lain. Menyenangkan sekali. Selalu menyenangkan bicara dengannya. Rinduku pun terpadamkan.

Kira-kira seminggu kemudian. Jumat pagi, seperti biasa aku mengecek ponsel setelah semalaman kumatikan data selulernya. Sudah menjadi ritual pagi sebelum sarapan. Pesan WhatsApp masuk di grup alumni bank swasta kantor lamaku. Saat kubaca, seketika aku terdiam. Tak percaya. Rasanya seperti mimpi. Apakah ini semacam lelucon?

Pesan itu dari supervisorku dulu. Juga kenal cukup dekat dengan Mba Nunung, mengabarkan bahwa Mba Nunung meninggal tadi malam....

Aku sungguh-sungguh mengira mereka bergurau. Jika benar, itu bukan lelucon yang bagus. Tapi kemudian aku menyadari bahwa itu bukan gurauan, setelah membaca pesan dari Anita, memintakan maaf jika ada kesalahan-kesalahan Mbak Nunung selama hidupnya.

Innalillahi wa innailaihi roojiuun. Masya Allah, bukannya aku bermaksud menentang ketetapan Allah. Tapi rasanya aku masih sulit percaya. Baru seminggu yang lalu aku mengobrol dengannya. Tak ada tanda apapun, bahkan dari obrolannya aku bisa merasakan bahwa Mba Nunung tengah bahagia menikmati masa-masa kehamilannya. Tak ada keluhan apapun. Siapa yang menyangka esok hari dia telah tiada. Namun itulah takdir. Ketika waktu telah habis, maka tak ada hal apapun yang bisa menahannya. Ajalnya telah tiba. Malaikat maut telah menjemput. Siapapun tak bisa menghalangi.

Meskipun berusaha ikhlas untuk merelakan, tetaplah ada sedih dan kehilangan yang menggelayut di hati. Satu sahabat baikku telah pergi. Meninggalkan dunia mendahului kami.

Ada yang bilang, orang baik mati lebih cepat. Boleh jadi itu benar. Mbak Nunung yang kukenal adalah teman yang sangat baik. Ucapannya lembut, wajahnya selalu ceria. Menyenangkan sekali diajak bicara. Mungkin bukan orang yang supel. Tapi orang-orang yang bicara dengannya akan merasa nyaman. Yang baru mengenalnya, merasa seperti mereka sudah berteman lama. Mbak Nunung yang kukenal memang teman yang baik. Tidak pernah dia membuatku marah atau kesal. Kalaupun pernah, aku tidak bisa mengingatnya. Mungkin Allah menghapus setiap kesalahannya dari ingatanku.

Mbak Nunung, betapa Allah sayang padamu. Engkau diberi kesempatan menjadi seorang ibu, setelah satu tahun menantikan buah hatimu. Diridhoi-Nya engkau melahirkan bayimu ke dunia dengan normal, dengan sangat lancar, diizinkannya engkau merasakan beratnya perjuangan bundamu dahulu.

Mbak Nunung, betapa Allah sayang padamu. Engkau dijemput oleh malaikat-Nya di malam terbaik, satu hari setelah perjuangan beratmu melahirkan si kecil ke dunia.

Mbak Nunung, betapa Allah sayang padamu. Engkau diantar ke pusara oleh orang-orang yang menyayangimu, menangisimu, sedih akan kehilangan sosok sebaik dirimu.

Mbak Nunung. Betapa aku bersyukur dipertemukan denganmu. Sosokmu telah menjadi kakak perempuan untukku. Banyak menasihatiku di saat aku butuh bimbingan. Mendengarkanku saat aku mengeluh. Mengertiku saat aku butuh pengertian. Semoga Allah melapangkan kuburmu, mengampuni dosa-dosamu, dan memberikan tempat terbaik untukmu di sisi-Nya. Aamiin.

Selamat jalan, sahabatku, kakakku. Perjuanganmu telah usai. Beristirahatlah dengan tenang. Hingga kita bertemu lagi suatu hari. Kuharap di tempat terindah. Bisa bercakap-cakap lagi dengan wajah bahagia, mengenang masa lalu. Menjalin persahabatan kembali, yang tidak akan pernah putus selamanya. Persaudaraan di surga.

Aamiin allahuma aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar